Syariah :
Jalan menuju oasis bagi penduduk padang pasir
Untung saja Soeharto pada jaman orde baru tidak mau meresmikan nama bank muamalat dengan Bank Muamalat Islam Indonesia namun dengan nama Bank Muamalat Indonesia saja. Soeharto pun seorang diktator yang sangat keras, mengerti arti kesakralan kata islam. Daripada itu berhati-hatilah karena manusia tetaplah manusia, jangan berlebihan apalagi berkenaan dengan sifat absolutisme Tuhan.
Bisnis adalah bisnis, mungkin itu jargon yang bisa dipakai oleh bank syariah. Bank syariah adalah bank yang berorientasi bisnis (Profit-Maximum-Oriented) dengan sistem syariah. Mungkin masyrakat yang terlalu dangkal memahami kata syariah, sehingga kata syariah selalu dikonotasikan dengan kata baik (dalam arti yang luas). Tetapi intuisi masyrakat sepertinya masih berfungsi, nyatanya bank syariah dengan sistem islaminya masih pada tataran kulit belum sampai pada isinya. Masih banyak yang menggunakan akad yang cacat. Bank syariah masih belum menerima masyarakat miskin sebagai nasabahnya dan sepertinya bank syariah masih belum sebaik Rasul.
Bunga jadi permasalahan, tetapi kemiskinan masih merajalela. Ini terjadi apakah para pemikirnya yang salah atau aplikasinya yang kurang tepat. Bukankan perbankan itu lahir di jaman modern untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat? Bukankah syariah itu lahir rahmatan lil alamiin (non-apharteid). Lantas kenapa diskriminasi ekonomi itu terjadi bagi kalangan ploretariat dan kaum dhuafa.
Kini kita tahu alasannya mengapa corak ekonomi islam baru dipakai di abad ke-20, padahal ajarannya telah lama muncul berabad-abad silam sebelumnya. Tak lain hanyalah sebagai inovasi baru dalam perkembangan ekonomi setelah berbagai teori runtuh. Selama belum ada teori konvesional yang mapan untuk dijadikan acuan maka corak system syariah ada hanya sebagai pengganti kekosongan saja.