IDOLA

Selalu saja jadi perbincangan, tentang sosok yang agungkan. Memang telah menjadi tradisi sejak bangsa masih berbudaya primitif. Dulu manusia menggagungkan manusia shaleh atau yang berpengaruh dalam sosial lokal. Mereka sengaja membuat patung atau prasasti agar kelak generasi selanjutnya mengenalnya. Meski pada akhirnya sosok tersebut disalah artikan sebagai dewa yang mesti disembah.
Perihal sosok, bila penulis ditanya siapa sosok inspiratif, sontak akan jawab dengan lantang "ialah Sukarno dan Muhammad". Bila ada yang bertanya "mengapa?" akan dijawab kembali: "tidak pantas bertanya seperti itu bila dirinya muslim dan bangsa indonesia".
Menanggapi sedikit tentang sosok yang disukai penulis, berpendapat bahwa kebutuhan sosok adalah penting. Terlebih terhadap kedua manusia yang disebutkan di atas, penulis benar-benar merasa terilhami oleh tindakan-tindakan mereka. Tak ayal bila kedua sosok ini bukan hanya disukai oleh penulis, terlebih digandrungi oleh khlayak yang mengenalnya secara mendalam.
Dewasa ini, komunikasi berkembang pesat dan kebutuhan tehadap sosok semakin berkembang. Orang-orang lokal heroik atau pemimpin komunal -bangsa, ras, agama dan lain-lain- tak begitu terkenal. Mereka lenyap ditelan petuah sang media masa. Tak heran bila manusia-manusia rupawan akan cepat meroket. Mereka diperbincangkan bagai hari akhir, diangungkan bagai dewa, dicintai bagai uang, dirindukan bagai hadiah dan ditangisi bagai sang pemberi berkat.
Idola menjadi trend manusia modern, melihat prilaku yang terjadi mereka sepertinya semua sepakat untuk prilaku ini. Meski arti bahasa agak mengganggu iman agamawan, tapi sepertinya masih bisa ditolerlir. Yang akan menjadi masalah ialah dalam penempatan sosok, mana yang akan dipilih? Dan berguna apa ia untuk diri. setiap manusia akan berbeda-beda kebutuhan sosoknya. Tergantung tingkat kemampuan otak dan hati. Biasanya kelas bawah akan lebih menyukai rupawan karena dengan cinta kebahagian akan didapat cuma-cuma dan tak menutup kemungkinan bagi kelas atas.
Peranan idola dalam hidup akan mempengaruhi model yang dipakai. Sosok idola akan menginspiratif pola kehidupan. Tak ayal banyak sekali tiruan-tiruan sang sosok di tengah lingkungan. Berpenampilan layaknya sosok menjadi kebanggaan sendiri. Lebih baik jika sang sosok adalah manusia inspiratif dalam berkehidupan dan mengubah arah kehidupan yang baik. Jika idola rupawan yang bermodalkan rupa wajah dan penampilan, apa yang ingin didapat? Hasrat? Nafsu? ataukah kagum saja?
Bertanyalah kembali!

Leave a Reply